Selamat Datang Di Blog Kami^^

Minggu, 11 Oktober 2015

PERCOBAAN KIMIA SEDERHANA : GUNUNG BERAPI

image
Ketika soda kue tercampur dengan cuka maka terjadi reaksi kimia. Cuka bereaksi terhadap soda kue dan mengeluarkan gelembung gas karbon dioksida. Gelembung gas karbon dioksida akan memaksa larutan merah keluar.

Alat dan Bahan

  • Pasir
  • Botol Aqua
  • Piring Plastik (besar)
  • Pewarna (merah)
  • Cuka
  • Baking soda
  • Sabun cuci
  • Air
  • Guntnig
  • Sendok

Cara Kerja

1. Potong botol air minum 600 ml, menjadi 2 bagian.
2. Setelah dipotong, gabungkan 2 bagian menjadi 1 bagian yang kecil.
3. Timbun botol tersebut dengan pasir hingga menyerupai bentuk gunung (diletakkan di atas piring plastik besar).
4. Isi botol tersebut dengan campuran sabun cuci, air, baking soda, pewarna dan aduklah hingga tercampur rata.
5. Tambahkan cuka.

Apa yang terjadi?

Yupz, akan ada semburan busa yang keluar dari dalam botol,,wow amazing seperti lava gunung merapi.

Penjelasan

Baking soda apabila dicampur dengan cuka yang diberi pewarna akan menghasilkan semburan laksana lava dari gunung berapi berwarna merah. Perlu diperhatikan jumlah cuka yang dituangkan karena bila terlalu sedikit dan terlalu kecil jadi cuka yang keluar hanya berupa tetesan. Setelah botolnya dibuka lebih lebar cuka bisa dituang lebih banyak dan segera menimbulkan semburan yang cukup tinggi.
Semoga Bermanfaat. Aamiin. :)

PERCOBAAN KIMIA SEDERHANA


Foto-0389Percobaan kimia sederhana dengan bahan-bahan sehari-hari
  1. Membuat sendiri kertas lakmus
Bahan dan alat-alat yang diperlukan
½ cangkir buah berry atau arbei
Pita-pita kertas dari karton putih
Mangkuk kecil
Garpu
Air
Sendok teh
Serbek kertas atau tissu
Cara membuat:
Pertama buang tangkai arbei, lalu tempatkan pada mangkuk, lalu lumatkan buah arbei dengan garpu sambil ditambahkan sedikit air untuk mengencerkan selai tersebut. Sampai  seperti jus. Setelah itu celupkan pita kertas kedalam jus arbei, lalu ratakan lapisan jus dengan menggunakan sendok pada permukaan pita. Kemudian selipkan pita diantara ibu jari dan telunjuk lalu tarik supaya jus arbei yang berlebihan terbuang, lalu taruh pita pada serbet kertas hingga kering, kemudian lepaskan butir2 besar arbei atau kulit buah berry yang menempel pada pita (bila ada).
Ket: lakmus arbei ungu hitam ini akan berubah warna merah jambu didalam asam dan menjadi ungu tua dalam persenyawaan alkali atau basa. Lakmus arbei ungu berubah menjadi ungu kemerahan dalam asam yang menjadi ungu kebiruan muda dalam basa.
2.Telur Memantul
Bahan dan alat yang digunakan:
v  2 butir telur mentah dengan kulitnya
v  Segelas air
v  Segelas cuka
Cara membuatnya:
Masukan salah satu telur kedalam air dan telur yang lainnya kedalam cuka, kemudian biarkan selama 24jam. Setelah 24jam kita akan dapatkan telur yang dimasukkan kedalam air tidak berubah, tetapi telur yang dimassukan kedalam cuka berubah, telur itu jika dipegang terasa dan tampak seperti bola karet dan tidak berkulit. Dan jika telur itu dijatuhkan dari jarak dekat kedalam bak cuci akan memantul.
Ket:
Asam cuka bereaksi dengan kalsium karbonat (bahan kulit telur) reaksi ini menyebabkan kulit telur menjadi lunak dan hilang. Menurut para ahli kimia dalam air cuka kulit telur kehilangan kapur. Sedangkan telur yang dalam air tidak bereaksi dengan apapun.
3.TINTA TIDAK TERLIHAT
Gunakan tinta tak terlihat untuk meninggalkan pesan. Mengungkapkan pesan dengan menyentuh api ke tepi atas dengan tulisan, menyebabkan ia membakar diri dalam api membara. Makalah ini dibiarkan tak tersentuh, kecuali untuk menulis api.
Alat dan Bahan
  • kalium nitrat
  • air
  • kertas .
Siapkan Pesan Anda
  1. Campur potasium nitrat ke dalam jumlah yang sangat kecil air hangat untuk membuat larutan kalium nitrat jenuh.
  2. Celupkan kuas, kapas, tusuk gigi, kuku, dll ke dalam larutan dan menggunakannya untuk menulis pesan. Anda ingin memulai pesan atau desain di tepi kertas. Garis pesan harus terus menerus karena kebakaran akan melakukan perjalanan dari tepi kertas sepanjang penulisan. Anda mungkin ingin kembali jejak pesan untuk memastikan ada potasium nitrat pada semua bagian itu.
  3. Biarkan kertas benar-benar kering. Pesan Anda tidak akan terlihat, jadi saya harap Anda tahu di mana ia mulai!
  4. Sentuh tepi kertas, di mana pesan tak terlihat dimulai, dengan ujung rokok yang menyala atau dengan nyala korek api. Pesan akan menyalakan dan membakar api di membara sampai benar-benar terungkap. Jika Anda berhati-hati hanya untuk menerangi tepi pesan, sisa kertas akan tetap utuh.
ATAU
Anda dapat menulis dengan bawang merah yang dibelah lalu anda buat tulisan dengan bawang merah yang telah dibelah pada sisi bawang. Setelah itu anda nyalakan korek api dan bakar kertas di atas api. Tulisan akan terlihat secara perlahan-lahan selamat mencoba…..
4.      ###Membuat Es krim dengan alat sederhana
Bahan-bahan yang digunakan selama pelaksanaan percobaan ialah susu kental manis rasa coklat, es batu, garam, air putih, dan plastik. Prosesnya pertama, susu coklat diseduh dalam air putih biasa kemudian masukan ke dalam plastik dan diikat. Ke dua kita masukkan batu es ke dalam plastik besar. Ketiga susu yang diikat dalam plastik dimasukkan ke dalam plastik yang berisi es batu dan terkahir tambahkan garam dapur setelah itu dikocok maka setelah beberapa lama maka terbentuklah es krim. Ini terjadi karena garam merupakan zat yang termasuk elektrolit kuat dengan adanya muatan positif dan negatif sehingga ini akan mempengaruhi suhu es. Suhu es akan semakin turun. Es mengalami peleburan tanpa adanya penambahan panas, sehingga air yang terbentuk dari peleburuan itu juga bersuhu 0.
4.      ###Dibakar Tapi tidak terbakar
Alat dan bahan yang digunakan ialah alkohol 96% yang diencerkan menjadi 50%, dan uang kertas/kertas biasa. Prosesnya ialah mencelupkan suatu kertas dalam parktiknya kami menggunakan uang kertas yang dicelupkan ke dalam alkohol kemudian dibakar. pada waktu tersulut oleh api uang kertas tersebut akan terbakar namun setelah alkoholnya habis maka akan hilang apinya. Maksud dalam eksperimen ini adalah disekitar kita terdapat suatu zat/bahan yang mudah terbakar dan bersifat menguap (volatil) yaitu salah satunya alkohol.

MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN


MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN
Pengertian
             Menyiapkan/membuat larutan desinfektan sesuai ketentuan .
Tujuan            
            Menyediakan larutan desinfektan yang dapat digunakan secara tetap guna dan aman serta dalam keadaan siap pakai.
Jenis desinfektan
·         Sabun yang mempunyai daya antiseptic, misalnya Asepso, sopoderm
·         Risol
·         Kreolin
·         Salvon
·         PK (Permanganas Kalikus)
·         Betadin
Cara pembuatan
1)      Cara membuat larutan sabun
Kegunaan
      Mencuci tangan dan peralatan, seperti alat tenun, logam, kaca, karet/plastic, kayu bercat dan yang berlapis formika.
Persiapan alat
·         Sabun padat, sabun krim, atau sabun cair
·         Gelas ukur/spuit
·         Timbangan (jika ada)
·         Pisau atau sendok makan
·         Alat pengaduk
·         Air panas/hangat dalam tempatnya
·         Ember/baskom
Prosedur pelaksanaan
1.      Membuat larutan dari sabun padat/krim
Masukkan sabun padat sekurang-kurangnya 4 gram ke dalam ember berisi 1 liter air panas/hangat lalu aduk sampai larut.
2.      Membuat larutan dari sabun cair
Campurkan 3 cc sabun cair ke dalam eber berisi 1 liter air hangat, kemudian aduk sampai rata.
2)      Cara membuat larutan lisol dan kreolin
Kegunaan
·         Lisol 0,5%       : Memcuci tangan.
·         Lisol 1%          : Disinfeksi peralatan perawatan/ kedokteran.
·         Lisol 2-3%       : Merendam peralatan yang digunakan pasien pengidap penyakit             menular, selama 24 jam.
·         Kreolin 0,5%   : Mendesinfeksi lantai.
·         Kreolin 2%      : Mendesinfeksi lantai kamar mandi/ WC/spulhok.
Persiapan alat
·         Larutan lisol
·         Gelas ukur
·         Ember berisi air
·         Ember/baskom
·         Kreolin
Prosedur pelaksanaan
1.      Membuat larutan lisol/kreolin  0.5%
Campurkan 5 cc lisol/kreolin  ke dalam 1 liter air.
2.      Membuat larutan lisol/kreolin  2% sampai 3%
Campurkan 20 cc sampai 30 cc lisol/kreolin  ke dalam 1 liter air.
3)      Cara membuat larutan savlon
Kegunaan
·         Savlon 0,5%    : Mencuci tangan.
·         Savlon 1%       : Merendam peralatan perawatan/kedokteran.
Persiapan alat
·         Savlon
·         Gelas ukur
·         Ember atau baskom
·         Ember berisi air secukupnya
Prosedur pelaksanaan
1.      Membuat larutan savlon 0,5%
Campurkan 5 cc savlon ke dalam 1 liter air.
2.      Membuat larutan savlon 1%
Campurkan 10 cc savlon ke dalam 1 liter air.
4)      Cara membuat larutan PK
Rumus:
Keterangan:
V1  : Jumlah pelarut (air) yang sudah diketahui
V : Jumlah pelarut (air) yang dicari
K1  : Kosentrasi PK yang tersedia
K2  : Kosentrasi PK yang dibutuhkan (1/4000)

PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN OBAT PADA KELOMPOK USIA TERTENTU (BAYI, ANAK-ANAK DAN LANSIA)
BAYI DAN ANAK
Dosis untuk anak lebih rendah dari pada dosis pada dewasa, sehingga perhatian khusus perlu di berikan dalam menyiapkan obat untuk anak. Obat biasanya tidak disiapkan dan di kemas dalam rentang dosis yang di standarisasi untuk anak. Orang tua adalah sumber yang berharga dalam mempelajari cara terbaik pemberian obat pada anak. Kadang kala troma pada anak berkurang, jika orang tua yang memberikan obat dan perawat mengawasinya. Supaya anak kooperatif, perawatan diperlukan yang suportif. Perawat menjelaskan prosedur kepada anak, menggunakan kata-kata yang pendek dan sederhana, yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jika anak dan orang tuanya dapat dilibatkan, perawat kemungkinan akan lebih berhasil dalam memberikan obat. Misalnya, katakan “sekarang waktunya minum pil mu. Kamu ingin air atau jus?” Izinkan anak menetapkan pilihan. Setelah obat diberikan, perawat dapat member pujian kepada anak atau menawarkan hadiah kecil, misalnya lambang bintang atau mata uang.
LANSIA
Individu berusia lebih dari 65 tahun merupakan pengguna obat terbanyak (Ebersole, Hess, 1994). Perawat yang member obat kepada lansia harus mencermati 5 pola penggunaan obat oleh klien lansia sebagaimana yang diidentifikasi Ebersole, Hess, (1994).
1.      Polifarmasi. Artinya klien menggunakan banyak obat, yang diprogramkan atau tidak, sebagai upaya mengatasi beberapa gangga secara bersamaan. Apabila ini terjadi, ada risiko interaksi obat dengan obat lain dan makanan. Klien juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami reaksi yangmerugikan terhadap pengobatan.
2.      Meresepkan obat sendiri (self-prescribing of medication). Berbagai gejala dapat di alami oleh klien lansia, misalnya nyeri, konstipasi, insomnia dan ketidak mampuan mencerna.
3.      Obat yang dijual bebas. Obat yang di jual bebas di gunakan oleh 75% lansia untuk meredakan gejala.
4.      Pengguna obat yang salah (misuse). Bentuk-bentuk penggunaan obat-obat yang salah oleh lansia antara lain: penggunaan berlebihan (overuse), penggunaan yang kurang (underuse), penggunaan yang teratur (eratic use), dan penggunaan yang kontraindikasikan.
5.      Ketidakpatuhan (noncomplianse). Ketikpatuhan didefinisikan sebagai penggunaan obat yang salah secara disengaja. Dari semua populasi lansia 75% diantaranya tidak mematuhi program pengobatan secara sengaja dengan mengubah dosis obat karena obat dirasa tidak efektif atau efek samping obat tersebut membuat lansia tidak nyaman.

KLORIN


A.    PENGERTIAN KLORIN

Klorin adalah senyawa klorin  yang biasanya banyak digunakan sebagai pemutih dan desinfektan. Sumber utama klorin adalah air laut. Dalam air laut klorin berbentuk ion klorida. Pada proses pembuatan garam, ion klorida akan berikatan dengan unsur Natrium membentuk garam Natrium klorida atau garam dapur.
Ada 2 macam klorin :
1.      Klorin cair : biasanya berupa pemutih (0,5 %)
2.      Klorin padat/kaporit : untuk DTT kimia (0,1 %)


B.     MANFAAT KLORIN
Klorin dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai bidang industri, kesehatan, pertanian dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh manfaat klorin di berbagai bidang.
1. Manfaat klorin dalam bidang kesehatan
Klorin yang dikenal dengan kaporit atau dalam bentuk gas klor merupakan bahan antiseptik atau disinfektan yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Klorin adalah bahan utama yang di gunakan dalam proses klorinasi air minum
2. Manfaat klorin di bidang Industri
Dalam bidang industri tekstil, pulp dan kertas korin digunakan sebagai bahan pemutih dan penghalus. Penggunaan klorin dalam kedua bidang industri diatas dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Pada industri pembuatan plastik klorin digunakan sebagai bahan baku PVC yang terkenal kuat dan tidak mudah pecah.
3. Manfaat klorin di bidang Pertanian
Klorin digunakan sebagai bahan baku pestisida seperti DDT, Aldrin dan dieldrin. Pestisida berbahan baku dari klorin merupakan jenis pestisida yang pertama kali di buat manusia. namun kini sepertinya pestisida semacam ini sudah dilarang pengunaannya oleh pemerintah karena dapat merusak lingkungan.
4. Manfaat klorin di bidang energi dan kelistrikan.
Padapembangkit-pembangkit listrik seperti PLTU dan PLTN, klorin digunakan sebagai zat pendingin dan juga sebagai bioside.

C.      BAHAYA KLORIN              
Selain memiliki banyak manfaat, ternyata klorin juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan. Hal ini disebabkan karena klorin sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan segala jenis unsur untuk membentuk senyawa baru. Senyawa baru yang terbentuk antara lain adalah organoklorin yang bersifat toksik dan mempunyai efek karsinogenik.

D.      CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN
Untuk membuat larutan klorin, yang pertama harus dilakukan adalah menentukan dulu jenis konsentratnya. Karena, lain jenis lain pula cara perhitungnnya. Hanya dibutuhkan sedikit perhitungan yang sangat sederhana..
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat
berbentuk cair :
Jumlah bagian air = (  (% Larutan Konsentrat)/(% Larutan yang diinginkan)) - 1

Contoh :
Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan klorin 5,25%
1. Jumlah bagian air = (5,25% : 0,5%) – 1 = 10,5 – 1 = 9,5
2. Tambahkan 9 bagian (pembulatan kebawah dari 9,5) air ke dalam 1
bagian larutan klorin 5,25 %
Air tidak perlu dimasak
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari bubuk klorin kering :
Jumlah bagian air = (% larutan yang diinginkan : % konsentrat) x 1000
Contoh :
Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari bubuk klorin yang bisa
melepaskan klorin (seperti kalsium hipoklorida) yang mengandung 35%
klorin
1. Gram/liter = (0,5% : 35%) x 1000 = 14,3 gram/liter
2. Tambahkan 14 gram (pembulatan kebawah dari 14,3) bubuk klorin 35% ke
dalam 1 liter air bersih.

E.       LANGKAH-LANGKAH  DESINFEKSI
1.     Rendam semua alat dalam larutan klorin selama 10 menit
2.     Bilas dengan air yang mengalir.
3.      Lap dengan kain kering.
4.     Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering
Daya kerja larutan klorin akan cepat menurun sehingga harus diganti
minimal setiap 24 jam atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau
keruh.

SOP Alat Laboratorium


Pengenalan Alat Gelas dan Petunjuk penggunaan
Dalam melakukan praktikum di Laboratorium, mahasiswa sebaiknya memiliki pengetahuan tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan analisis. Pengetahuan alat-alat  yang digunakan mencakup pengenalan alat, fungsi alat, dan petunjuk pemakaiannya. Pengetahuan yang memadai terhadap penggunaan alat-alat laboratorium memberikan sikap  kehatian-hatian dalam bekerja yang secara tidak langsung akan memberikan hasil  pekerjaan yang teliti dan akurat.
Untuk  memberikan pengetahuan  tentang alat yang mecakup pengenalan alat dan petunjuk penggunaannya, maka ada beberapa alat yang sangat umum digunakan yang harus mendapatkan perhatian mahasiswa dalam penggunaannya terutama dalam analisa kuantitatif.

PIPET

Suatu alat yang terbuat dari gelas yang berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Untuk dapat mengambil suatu cairan berbahan kimia tidak diperbolehkan mengambilnya dengan  cara menghisap melalui mulut namun harus menggunakan suatu alat yang disebut bulb
Pipet Terdiri dari Empat jenis :
a.Pipet Volumetri
Suatu alat  yang berfungsi untuk mengambil  volume  suatu larutan dengan dengan ketelitian yang tinggi dan digunakan untuk  pengukuran yang bersifat kuantitatif. Memiliki volume mulai dari  5 mL, 10 mL, 25 mL, dan 50 mL
Yang harus diperhatikan  pada saat pengambilan suatu volume cairan
Ø      Sebelum digunakan pastikan alat  dalam keadaan bersih dan kering tidak ada cairan di dalam pipet kalau seandainya  ada maka  pipet harus dibilas dengan cairan yang akan dipipet.
Ø      Pada saat  mengambil cairan gunakan bulb, posisi pipet bagian bawah harus terendam sehingga cairan dapat terhisap. Pada  pipet volumetri batas volume cairan yang harus diambil ditandai dengan batas tera pada bagian atas pipet. Suatu teknik yang sangat berguna untuk memastikan bahwa cairan yang diambil tepat pada batas tera adalah dengan cara menghisap cairan sampai kira-kira 2 cm  diatas batas tera. Kemudian lepaskan  bulb dan segera ujung pipet  bagian atas ditutup dengan jari  seperti pada gambar. Kemudian cairan ditepatkan  dengan cara mengeluarkan sedikit cairan sampai tepat batas tera  yang harus  dilihat sejajar dengan mata.
Ø      Pada saat akan menuangkan  pada suatu  wadah  perhatikan bahwa bagian  bawah dari permukaan luar pipet  tidak ada cairan yang dapat mempengaruhi volume cairan di dalam pipet. Untuk itu perlu dilap dengan menggunakan tissue. Kemudian pada saat menuangkannya pada suatu wadah maka posisi dari pipet harus tegak lurus wadah seperti terlihat pada gambar. Biasanya setelah cairan dipindahkan pada suatu wadah, bagian  ujung pipet  selalu terdapat cairan  yang belum keluar untuk  itu biarkan kurang lebih 5-10 detik sambil ujung pipet disentuhkan pada dinding wadah. (Perhatian untuk mengeluarkan cairan yang tersisa tidah boleh ditiup, jika seandainya setelah dibiarkan,   masih terdapat cairan yang tersisa  biasanya alat telah dibuat sedemikian rupa sehingga sisa cairan tidak mempengaruhi volume yang diambil)






b. Pipet ukur
Pipet ukur hampir sama fungsinya dengan pipet volumetri hanya  biasanya digunakan untuk hal-hal yang bersifat kualitatif (tidak membutuhkan ketelitian  yang tinggi). Pipet ukur memiliki skala  yang menunjukkan  volume cairan.

c.Pipet Lambda
Digunakan untuk mengambil larutan  dalam ukuran anatar 0,001 sampai 2 mL dengan ketentuan 0,001 mL= 1 lambda

d.Pipet Mikroliter
Digunakan untuk contoh yang bervolume mikroliter biasanya  bervolume 0,0025 mL 25 mikroliter atau 25 lambda dengan pembagian skala terkecil 0,0005 mL. Biasanya digunakan untuk menginjeksikan/menyuntikan sampel pada instrumen kromatografi gas.

LABU UKUR/TAKAR
Labu ukur merupakan alat yang terbuat dari gelas yang sering digunakan untuk membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu. Memiliki volume mulai Dari 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL dan 1000 mL. Biasanya pembuatan larutan  dapat dilakukan dengan cara :
1.     Menimbang sejumlah zat kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur, ditambahkan  sedikit air suling kemudian dikocok sampai semua  zat larut,  setelah itu tepatkan dengan  dengan air suling sampai tanda tera. Sebaiknya pada saat  ditera dengan air suling untuk menghindari kelebihan air suling, maka kira-kira 5 mL di bawah tanda tera, tepatkan dengan  menggunakan pipit tetes, setetes demi setetes sampai tepat tanda tera. Larutan yang yang telah ditera umumnya belum homogen, oleh karena itu perlu dikocok dengan cara ujung labu ukur ditutup terlebih dahulu dengan penutup botol kemudian leher labu ukur dipegang sampil ibu jari memegang tutup labu ukur, kemudian  botol dibalik posisinya kira-kira 150O, kemudian dikembalikan lagi ke posisi semula, kemudian dibalik  kembali, diulang lagi sampai larutan dinyatakan telah homogen.
2.     Pembuatan larutan juga dapat dilakukan dengan cara pengenceran terhadap suatu larutan induk yang memiliki konsentrasi tertentu. Sejumlah volume  dari larutan induk dipipet kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur, setelah itu diencerkan dengan air suling sampai batas tera.
Contoh
Pembuatan 100 mL Larutan H2SO4 0,1 M dari larutan Induk 1 M.
Jumlah volume larutan yang harus dipipet gunakan rumus
V1.M1 = V2.M2
V= Volume yang harus dipipet
M1 =  Konsentrasi larutan induk
V2 = Volume larutan setelah diencerkan (volume labu ukur)
M2 = Volume yang diharapkan
Dari contoh diatas Diketahui
M1 = 1 M                V1.M1 =   V2.M2
V2 = 100 mL            V1. 1   =   100.0,1
M2 = 0,1                        V1 =    10 mL
Jadi volume yang harus dipipet adalah 10 mL (untuk memipet gunakan pipet volumetri jangan gunakan pipet ukur). Masukkan kedalam labu ukur kemudian encerkan sampai batas tera. Sebaiknya  sebelum ditera larutan dikocok terlebih dahulu untuk memudahkan  homogenisasi larutan setelah ditera.

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan labu ukur
Ø      Sebaiknya labu ukur sebelum digunakan harus dalam keadaan bersih dan kering untuk menghindari kontaminasi zat lain.
Ø      Jangan sekali-kali melarutkan  zat sukar larut langsung pada labu ukur dengan cara memanaskan labu ukur, hal ini akan menyebabkan volume labu ukur bertambah. Jika  zat yang telah ditimbang sukar larut maka sebaiknya dilarutkan terlebih dahulu dalam sebuah  gelas piala kemudian dipindahkan dengan cara gelas piala dibilas air suling.
Ø      Larutan yang telah dibuat tidak boleh dibiarkan dalam labu ukur dalam waktu lama, di mana penutup labu ukur dalam keadaan tertutup.






BURET.
Buret merupakan alat gelas yang paling banyak digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif (analisa pengukuran konsentrasi terhadap terhadap suatu zat). Buret memiliki  volume antara 25 mL dan 50 mL. Jenis analisa yang umum digunakan adalah analisa volumetric (analisa pengukuran berdasarkan volume). Pada analisa volumetri, suatu zat dapat diketahui konsentrasinya dengan cara membandingkannya dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasi yang didasarkan atas volume  yang dibutuhkan sampai titik akhir titrasi, yang diketahui dari perubahan warna indicator. Perhitungan  dapat dilakukan dengan
V1.M1 = V2.M2
V= volume contoh yang diambil (mL)
M1 = Konsentrasi zat yang dicari
V2 = Volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi
M2 = Konsentrasi zat standar
Selain penggunaannya untuk analisa volumetri. Buret juga dapat dipergunakan untuk mengambil sejumlah volume larutan yang diinginkan dengan membuka kran dan membacanya pada skala yang menunjukkan volume cairan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Buret
Ø      Sebelum digunakan buret harus dalam keadaan bersih dan kering . Jika terdapat  terdapat  air   di dalam buret maka bilas dengan larutan yang akan diisikan ke dalam buret.
Ø      Pada saat mengisikan cairan ke dalam buret harus menggunakan corong. Setelah pengisian larutan standar  ke dalam buret harus dipastikan bahwa tidak ada  gelembung udara, karena gelembung udara akan  terhitung dalam bagian  buret yang berskala, sehingga bisa menyebabkan kesalahan. Jika ada gelembung harus dikeluarkan dengan cara membuka kran, sampai tidak ada lagi gelembung dalam larutan.
Ø      Pada  saat pembacaan skala, yang harus diperhatikan adalah posisi  mata pada saat membaca. Mata harus sejajar dengan  posisi pembacaan angka pada buret. Posisi Mata yang tidak sejajar akan menyebabkan kesalahan paralaks (kesalahan sudut pandang).
Ø      Untuk menentukan posisi pembacaan  biasanya larutan akan  membentuk meniskus  cekung, maka  pembacaan dimulai dari  meniskus paling bawah untuk larutan bening, tetapi jika larutan itu  berwarna tua maka pembacaan pada meniskus paling atas lihat gambar.
Ø      Dalam melakukan titrasi labu erlenmeyer yang berisi larutan yang akan dianalisis dipegang  dengan menggunakan tangan kanan sambil memutar-mutarkan labunya, sedangkan tangan kiri (Ibu jari dan  jari telunjuk)  memegang kran untuk memutar pembukaan dan penutupan  kran.
Ø
Sejajar Mata
Batas Pembacaan
Setelah selesai menggunakan buret, buret harus dicuci dengan air sabun, dan tidak boleh membiarkan larutan terdapat dalam buret dalam jangka waktu lama





Perhitungan Kimia
Dalam pekerjaan di laboratorium tidak terlepas dari penggunaan larutan. Namun seringkali larutan yang digunakan memiliki konsentrasi yang dinyatakan dalam satuan yang berbeda-beda. Untuk dapat memahami satuan yang umum digunakan dalam pembuatan larutan, maka di bawah ini akan dijelaskan tentang hal tersebut:
Molaritas
Satuan yang menunjukkan banyaknya mol zat  terlarut dalam volume larutan
mol   = gram/ BM
Volume = liter, mL



gram = M x V x BM
Dari rumus diatas kita dapat membuat larutan dengan konsentrasi yang kita inginkan
Contoh 1:
Buatlah 100 mL larutan NaOH 1 M  (BM NaOH = 40)
Jawab :
100 mL = 0,1 Liter
gram = M x V x BM
gram = 1 mol/liter x 0,1 liter x 40 gram/mol
gram =  4 gram NaOH,
Jadi untuk membuat 100 mL larutan NaOH 1 M adalah dengan menimbang 4 gram NaOH, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. dan encerkan dengan air suling.
Contoh 2
Hitung molaritas larutan yang mengandung 6,00 gram NaCl (BM – 58,5)
dalam 200 mL larutan
M  = g/BM x V
= 6 gram/ 58,5 gram/mol x 0,200 Liter
= 0,513 mol/Liter
Contoh 3
Hitung jumlah mol dan jumlah gram KMnO4 (BM =158) dalam larutan 0,250 M sebanyak  3 liter.
Jawab
M        = mol/V
Mol     = M x V
= 0,250 mol/Liter  x 3 Liter
= 0,750 mol
Gram  = mol x BM
= 0,750 mol x 158 gram/mol
= 119
Normalitas
Satuan yang menunjukkan banyaknya grek dalam  volume larutan
N       = grek/V
Grek  = gram/Berat Ekivalen (BE)
BE = BM/n                              BM = Berat  Molekul
n = Banyaknya jumlah ion hidrogen, elektron, atau kation univalen yang tersedia atau pereaksi dengan zat yang bereaksi
misal untuk HCl              H+ +  Cl– maka  n = 1
H2SOH2+ + SO42- maka  n = 2
Contoh 1 :
Hitunglah Normalitas larutan dari 48 gram H2SO4 yang dilarutkan  ke dalam air dan mengencerkannya sampai 100 mL.
N  = grek/N
N  = Gram/BE/V                           BE  H2SO4 = ½ BM H2SO4 =96/2  = 48
N  = 48/48/0,1 liter
N  = 10 N
Contoh 2 :
Hitung jumlah gram Na2CO3 (BM = 106) murni  yang diperlukan untuk membuat 250 mL larutan dari 0,150 N. Natrium Karbonat harus dititrasi menurut persamaan
CO32- +  2H+ H2CO3
Jawab :
Setiap Na2CO3 bereaksi dengan 2H+, karena  berat ekivalennya adalah setengah berat molekulnya atau 106/2  = 53 g/ek
Gram =  0,250 liter x 0,150 ek/liter x 53 gram/ek
= 1,99

Persen (%)
Ada 3 jenis persen :
1. Persen berat (b/b)
Menunjukkan banyaknya zat terlarut (gram) dalam 100 gram larutan
% berat  = Berat zat terlarut (gram) x 100
Berat zat terlarut (gram)  + Berat pelarut (gram
Contoh 1 :
5 gram NaOH dilarutkan  dalam 45 gram air. Hitung % berat NaOH di dalam larutan :
% (b/b)  = x 100    = 10% (ada 10 gram NaOH dalam 100 gram air)
5 + 45
Contoh 2 :
HCL pekat (BM =36,5) mempunyai densitas 1,19 g/mL dan merupakan 37% berat HCl. Berapa   milliliter asam pekat tersebut harus dipipet dan diencerkan  dengan   air sampai 1,00 Liter untuk  membuat  larutan     0,1 M
Jawab :
Gram HCl yang diperlukan  =  V  x  M  x  BM
1 liter x 0,1 mol/liter  x 36,5 gram/mol
Gram HCl per mL  = 1,19 x 0,37   = 0,44   jadi ada 0,44 gram/mL
Sehingga  pada 3,65 gram ada = 3,65 gram/0,44 gram/mL   = 8,3 mL

2. Persen berat per volum (b/v)

Menunjukkan banyak  zat yang terlarut (gram) dalam 100 mL larutan
% berat  = Berat zat terlarut (gram)                ddx 100
100 ml larutan

3. Persen volum (v/v)
Menunjukkan banyaknya zat terlarut (mL) dalam 100 mL  larutan
% volum  = Volum zat terlarut (mL)                ddx 100
mL zat terlarut + mL pelarut
5 % (v/v) artinya dalam 5 mL zat terlarut dalam 100 mL larutan

ppm (mg/Kg, mg/L)
Menunjukkan satu bagian komponen  dalam seperjuta campuran
Ppm   = x 106
(w + wo)
W    = Jumlah gram terlarut
Wo  = Jumlah gram pelarut